Di indonesia sampah disebut sebut sebagai musibah, karena bahannya yang sulit diurai oleh tanah. Manusia yang tak bertanggung jawab, membuang sampah sembarangan dikali ataupun sungai yang menjadi salah satu faktor pemicu banjir di daerah daerah di indonesia. Namun berbanding terbalik dengan negara Swedia karena kebutuhan sampah yang tinggi mereka mengimpor sampah dari negara eropa, mungkin kalian bertanya untuk apa sampah itu, sampai-sampai mereka mengimpor dari negara negara di eropa? Yaps..,, sebenarnya sampah ini mereka gunakan sebagai penghasil energi listrik, caranya dengan membakar sampah pada sebuah benda yang dinamakan "Incinerator" sampah.
^ « Incinerator »
^
»Pabrik Hock Delen Swedia«
Incinerator yang berada di pabrik Hock Delen ini dapat membakar 700 ribu ton sampah/tahun dengan masa operasi Oven 24 jam sehari sepanjang tahun. Hasil dari energinya mampu memenuhi kebutuhan 250 ribu rumah tangga. Tak hanya itu, upaya yang dilakukan dengan menambah incinerator, supaya sampah berkurang 1,6 juta ton per tahunnya serta peningkatan energi 30% pada tahun 2018 mendatang. menurut arahan Uni Eropa "Sampah yang terdapat di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah akan mengakibatkan sampah melepaskan efek rumah kaca dan logam berat yang merembes ke tanah dan air yang menimbulkan pencemaran untuk diminimalkan" ungkapan yang disaran untuk seluruh negara Uni Eropa, Incinerator juga dilengkapi pembersih sehingga asap yang dikeluarkan berwarna putih dan dampak lingkungan sekitar yang lebih kecil di tambah lapisan pemurni logam berat sehingga tidak keluar ke lingkungan. Negara jerman, Belanda, dan Belgia juga menerapkan impor sampah namun masih dalam skala yang kecil, impor sampah ini diharapkan akan berkembang di Masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar