Menurut zamannya puisi dibedakan menjadi :
1. Puisi Lama
2. Puisi Baru
3. Puisi Modern
Namun disini saya akan mengulik lebih dalam tentang Puisi Lama dan Puisi Modern yang masih dapat dijabarkan lagi contoh Puisi lama yaitu : pantun dan syair; tak hanya pantun banyak diantaranya : gurindam, karmina, talibun, syair, mantra, dll, disemua itu merupakan Sastra lama.
Tapi Puisi modern tak berbentuk, hanya memiliki judul seperti syair maupun pantun dan dibawah judul bertuliskan pengarang yang membuat karya tersebut.
Contoh Puisi lama. Pantun berikut bertemakan nasihat bagi orang lain
Pantun
Buah barangan masak setangkai
Patah tangkai jatuh ke tanah
Harta orang jangan kaupakai
Salah memakai masuk pelimbah
Anak udang dimakan itik
Itik berenang di air timpas
Hak milik orang jangan diusik
Bila diusik badan terhempas
Mengapa orang menembak ungka
Karena meranggah putik embacang
Mengapa orang banyak celaka
Karena serakah ke milik orang
Kalau termakan putik embacang
Habis lidah karena getahnya
Kalau termakan Hak milik orang
Habislah tuah karena sumpahnya
(Sumber: Yundiafi, dkk., Antologi Puisi Lama Nusantara: Berisi Nasihat, 2002)
Bentuk Puisi lama yang lain berikut beberapa contohnya
Gurindam
Bila hidup tiada berilmu
Dunia akhirat beroleh malu
Bila hidup tiada berilmu
Sampai tua jadi benalu
Bila hidup tiada berilmu
Halal dan haram ia tak tahu
Bila hidup tiada berilmu
Banyaklah menempuh jalan buntu
Bila hidup tiada berilmu
Di tempat lapang tak dapat lalu
(Sumber: Yundiafi, dkk., Antologi Puisi Lama Nusantara: Berisi Nasihat, 2002)
Sedikit info tentang Gurindam
¶ Bapak Gurindam adalah Bapak Ali Haji
¶ Gurindam memiliki 12 Pasal
¶ Gurindam juga sering disebut Gurindam 12 karena adanya 12 Pasal tadi.
Gurindam merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dariPulau
Penyengat, Provinsi Kepulauan
Riau.
Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer di dinding makam Engku Puteri Hamidah di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin.
Syair
Wahai Ananda hendaklah ingat
Hidup di dunia amatlah singkat
Banyakkan amal serta ibadat
Supaya selamat dunia akhirat
Wahai Ananda dengarkan peri
Tunangan hidup adalah mati
Carilah bekal ketika pagi
Supaya tidak menyesal nanti
Wahai Ananda dengarlah madah
Baikkan laku elokkan tingkah
Banyak kerja yang berfaedah
Supaya hidupmu beroleh berkah
Wahai Ananda peganglah janji
Berbuat khianat engkau jauhi
Banyakkan olehmu bertanam budi
Supaya kelak hidup terpuji
(Sumber: Yundiafi, dkk., Antologi Puisi Lama Nusantara: Berisi Nasihat, 2002)
Puisi Modern contoh
Irama Kehidupan
Karya: Silva Pefilin Semuel
Derap langkah kehidupan liku penuh cobaan
Seribu satu ujian
Kita hanya butuh ketegaran
Mulai terbuka tabir kehidupan
Ada tawa ada tangis
Ada yang memberi, ada yang menerima
Masing-masing ada waktunya
(Sumber: Kakilangit, Horison 73/Januari 2003)
Deru Campur Debu
Karya: Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut
Segala menanti. Menanti. Menanti
Aku ingin
Karya: Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan syarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
0 komentar:
Posting Komentar