Sangat mengejutkan memang padahal karnivora ini adalah
hewan yang hanya memakan daging, namun apalah daya sampah yang terlalu banyak
dan laut yang terkontaminasi ini menewaskan salah satu ikan terganas di sungai
amazon ini
Coelacanth |
Dilansir natgeoindonesia di akun
Instagram mengajak dan memaparkan tentang tewasnya ikan karnivor ini di Lautan Indonesia,
Kalimatnya : Sahabat, kami
hanya ingin mengingatkan kembali agar kita tidak membuang sampah ke badan air,
seperti sungai, danau, dan pantai. Kami ingin Sahabat mengingat kembali kasus
yang menimpa ikan laut purba colaecanth.
Pada 24 Mei 2012 Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara membedah perut seekor ikan purba yang telah mati. Dalam perut ikan coelacanth atau raja laut itu ditemukan banyak sampah plastik bekas makanan ringan yang mengisi lambung spesies ikan paling dilindungi oleh PBB itu.
Pada 24 Mei 2012 Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara membedah perut seekor ikan purba yang telah mati. Dalam perut ikan coelacanth atau raja laut itu ditemukan banyak sampah plastik bekas makanan ringan yang mengisi lambung spesies ikan paling dilindungi oleh PBB itu.
beginilah mengenaskannya ikan yang menelan sampah di laut |
Sebelumnya, kasus serupa menimpa ikan-ikan di sepanjang Teluk Manado hingga
perairan Amurang dilaporkan oleh Masamitsu Iwata, peneliti Marine Aquarium
Fukushima, Jepang, kepada aktivis lingkungan hidup Angelique Batuna. Batuna
menduga Raja Laut memakan sampah-sampah yang mengambang di atas permukaan air.
Fakta itu jelas mengherankan. Sebab, ikan coelacanth berjenis karnivora itu pantang mengonsumsi selain daging. Menurut Alex Masengi, peneliti Universitas Sam Ratulangi, ikan Raja Laut bisa bertransformasi menjadi pemakan segala karena lingkungan sekitar sudah terkontaminasi.
Pada 2010 Dr Jenna Jembeck, kepala tim ilmuwan dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, mengkalkulasi jumlah sampah plastik yang beredar di lautan.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan data internasional mengenai populasi sampah, sampah yang diproduksi, tata kelola sampah, dan kesalahan mengelola sampah mencapai 4,8 juta hingga 12,7 juta ton. Dari kisaran angka tersebut, para ilmuwan menetapkan 8 juta ton sebagai perkiraan kasar.
Fakta itu jelas mengherankan. Sebab, ikan coelacanth berjenis karnivora itu pantang mengonsumsi selain daging. Menurut Alex Masengi, peneliti Universitas Sam Ratulangi, ikan Raja Laut bisa bertransformasi menjadi pemakan segala karena lingkungan sekitar sudah terkontaminasi.
Pada 2010 Dr Jenna Jembeck, kepala tim ilmuwan dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, mengkalkulasi jumlah sampah plastik yang beredar di lautan.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan data internasional mengenai populasi sampah, sampah yang diproduksi, tata kelola sampah, dan kesalahan mengelola sampah mencapai 4,8 juta hingga 12,7 juta ton. Dari kisaran angka tersebut, para ilmuwan menetapkan 8 juta ton sebagai perkiraan kasar.
Pada 2010 sekitar 275 juta ton sampah plastik
dihasilkan oleh 192 negara pesisir. “Kuantitas sampah plastik yang beredar di
laut setara dengan 5 kantong belanja plastik yang menutupi setiap 30 sentimeter
garis pantai di seluruh dunia,” kata Jembeck.
Tiongkok masih tercatat sebagai penyumbang sampah (plastik) laut terbanyak di dunia, yaitu sekitar 2,4 juta ton. Indonesia di posisi kedua. Tak dijelaskan berapa banyak sampah laut yang disumbangkan oleh Indonesia. Salah satu akun berkoar mengajak dan agak menyentil dari @waroengfrancais berkomentar di laman Nasional geographic “Jangan hanya kampanye tidak buang sampah ke air saja sahabat, tapi jangan lah buang sampah sembarangan DIMANA PUN!!”
Tiongkok masih tercatat sebagai penyumbang sampah (plastik) laut terbanyak di dunia, yaitu sekitar 2,4 juta ton. Indonesia di posisi kedua. Tak dijelaskan berapa banyak sampah laut yang disumbangkan oleh Indonesia. Salah satu akun berkoar mengajak dan agak menyentil dari @waroengfrancais berkomentar di laman Nasional geographic “Jangan hanya kampanye tidak buang sampah ke air saja sahabat, tapi jangan lah buang sampah sembarangan DIMANA PUN!!”
0 komentar:
Posting Komentar